Wednesday, 30 October 2019

Guru Ideal Harus Mampu Menginspirasi Murid-muridnya

Foto ilustrasi: Niken Rarasati

 

Artikel ini merupakan bagian dari seri "Catatan Perjalanan Guru” dengan tema guru ideal.

 

Sejak kecil saya mengidolakan Ibu Atun, guru saya di kelas 1 sekolah dasar (SD). Ibu Atun adalah sosok yang ceria, penuh semangat, dan mempunyai kepribadian lembut yang mampu menenangkan hati murid-muridnya. Itulah kesan saya terhadap Ibu Atun, yang saya rasakan setiap hari selama di kelas 1 SD.

Saya ingat betapa bahagianya saya dulu setiap pagi datang ke sekolah dan bertemu Ibu Atun. Kegigihan dan kesabaran beliau dalam menyemangati murid-muridnya untuk belajar membaca membuat kami dapat mengenali huruf, kata, dan kalimat dengan mudah. Ibu Atun tak pernah marah bila ada muridnya yang tidak bisa membaca.

 

Terinspirasi oleh Ibu Atun

Pada 2016 saya menjadi guru di salah satu SD swasta di Jakarta Timur. Kebetulan sekali tugas pertama saya adalah mengajar murid kelas 1. Saat itu saya belum punya pengalaman mengajar sehingga bingung harus bagaimana.

Berbekal pendidikan saat kuliah, saya mencoba mempraktikkan ilmu yang saya pelajari sebaik mungkin. Lalu saya juga teringat pada sosok Ibu Atun. Saya pun mencoba meniru cara mengajar beliau yang sangat berkesan bagi saya, yaitu menjadi pribadi yang ceria, menyenangkan, dan penuh semangat, dipadukan dengan gaya mengajar saya sendiri.

Ternyata upaya saya itu meninggalkan kesan yang baik di mata murid maupun bagi saya sendiri. Sampai sekarang, walaupun saya sudah tidak menjadi pendidik di sekolah itu lagi, para murid masih mengingat saya dan terkadang menghubungi saya untuk sekadar menanyakan kabar.

 

Masa depan Indonesia yang lebih baik

Jadi, kesimpulan saya, guru ideal adalah yang mampu menginspirasi anak didiknya untuk menjadi pribadi yang lebih baik di hidupnya kelak; yang memperkenalkan pola hidup baik kepada anak; yang membuat pembelajaran di kelas terasa menyenangkan; dan yang kehadirannya di kelas selalu dinanti oleh murid-muridnya.

Pesan saya untuk guru muda di seluruh Indonesia: kita adalah generasi Z, jadi janganlah kita semata-mata mengikuti cara lama. Jadilah insan yang memperbarui karena anak muda hadir bukan untuk menawarkan masa lalu, melainkan masa depan. Tentunya, masa depan Indonesia yang lebih baik.

 

* Catatan ini ditulis oleh GY, guru SD yang berasal dari Provinsi DKI Jakarta.

** Semua tulisan yang dipublikasikan dalam Catatan Perjalanan Guru merupakan pandangan penulis, telah melalui proses penyuntingan untuk keperluan penulisan populer, dan tidak mewakili pandangan Program RISE di Indonesia ataupun penyandang dana RISE.