Wednesday, 30 December 2020

Terus Belajar Selagi Mampu

Foto ilustrasi: Novita Eka Syaputri

 

Artikel ini merupakan bagian dari seri "Catatan Perjalanan Guru” dengan tema pembelajaran yang didapat selama satu tahun mengajar.

 

Tak terasa satu musim kemarau dan satu musim hujan telah berlalu. Kini musim kemarau kembali tiba, mengingatkan saya bahwa perjalanan menjadi guru telah saya lalui selama lebih dari satu tahun. Cukup banyak asam garam saya temui selama menjalani profesi ini, yang melatih saya menjadi guru yang lebih baik lagi.

 

Menjadi Guru Tidak Mudah

Bekerja sebagai guru tidaklah semudah yang dibayangkan. Pekerjaan ini melekat kapan pun dan di mana pun. Saya harus selalu mencerminkan karakter, sikap, dan perilaku guru, termasuk di luar jam mengajar di sekolah. Ini adalah tantangan yang harus dapat saya taklukkan dan jalankan secara konsisten di mana pun saya berada.

Menjadi guru bukan sebatas menguasai pedagogi, melainkan juga memiliki kepribadian yang baik. Pembelajaran menjadi guru tidak hanya saya dapatkan di bangku kuliah, tetapi juga dari bekerja dengan teman-teman seprofesi, kepala sekolah, dan dari kelompok kerja guru (KKG).

 

Belajar dari Teman-teman Sejawat

Teman sejawat di sekolah, yang saya temui hampir setiap hari, memberi dampak sangat besar terhadap pengembangan diri saya sebagai seorang pendidik. Dampaknya dari segi karakter, pengetahuan, kreativitas, kedisiplinan, kekompakan, kepemimpinan di kelas, dan lain sebagainya.

Sekolah acap kali mengadakan kegiatan yang berpusat pada siswa. Dalam rapat, para guru dituntut urun rembuk ide kegiatan, menyampaikan gagasan secara santun dan sesuai etika, serta menjadi ketua sebuah kegiatan.

Meski saya belum pernah melakukan semua itu, namun, dengan mengamati sejawat saya dapat belajar. Misalnya, bagaimana cara bersikap kepada sejawat yang lebih senior, menggerakkan rekan-rekan guru agar bekerja sama, dan bertanggung jawab dan berdisiplin mengerjakan tugas yang diberikan.

 

Belajar Banyak dari KKG

Selain belajar dari sejawat di tempat kerja, saya juga belajar banyak dari KKG, yaitu perhimpunan guru kelas dalam merencanakan kegiatan pembelajaran. Bagi saya, KKG juga menjadi wadah belajar dan mengingat kembali tugas pokok sebagai guru, serta mengenal lebih banyak rekan seprofesi di luar sekolah tempat saya bekerja.

Dari KKG, saya sering mendapat suntikan semangat untuk selalu aktif dan berprestasi dengan mengikuti lomba prestasi guru di tingkat Kota Surabaya. KKG memberi saya pengetahuan perubahan kebijakan, baik dalam pembuatan perangkat pembelajaran dan ilmu lain yang sebelumnya tidak saya ketahui.

Saya pun menyadari bahwa guru muda belum tentu lebih unggul daripada guru senior, walaupun guru muda umumnya lebih piawai menggunakan teknologi. Guru senior memiliki lebih banyak pengalaman mengajar dan menghadapi publik.

Belajar memang tidak ada batasnya. Saya akan terus belajar selagi saya mampu.

 

* Catatan ini ditulis oleh BR, guru SD di Provinsi Jawa Timur.

** Semua tulisan yang dipublikasikan dalam Catatan Perjalanan Guru merupakan pandangan penulis, telah melalui proses penyuntingan untuk keperluan penulisan populer, dan tidak mewakili pandangan Program RISE di Indonesia ataupun penyandang dana RISE.


Bagikan Postingan Ini