Kunjungan pertama tim RISE ke Bukittinggi. | Foto: Dok. RISE
Lokasi laboratorium pembelajaran RISE yang keempat adalah Kota Bukittinggi. Kota terpadat kedua di Provinsi Sumatera Barat ini telah menetapkan pendidikan sebagai salah satu potensi unggulannya.
Hasil survei telepon dan media tracking tim RISE menunjukkan bahwa Bukittinggi telah melakukan sejumlah inovasi di bidang pendidikan, antara lain program Tendik Guru Hebat (program pelatihan menulis untuk guru), Kelas Digital (bertujuan mengoptimalkan peranan internet dan teknologi digital terhadap proses pembelajaran), serta pemberlakuan insentif bagi guru honorer.
Di kota seluas 25,24 km2 dan berpenduduk 126.804 jiwa ini, lebih dari 33.000 siswa tercatat menempuh pendidikan dasar dan menengah pada tahun ajaran 2017/2018. Dari segi kualifikasi guru, sedikitnya 90% dari sekitar 2.000 guru di Bukittinggi menamatkan tingkat pendidikan D4/S1. Hasil Uji Kompetensi Guru (UKG) yang diperoleh Bukittinggi juga berada di atas rata-rata nasional (Neraca Pendidikan Daerah 2016).
Kerja Sama dengan Pemerintah Kota Bukittinggi
Pada 7 sampai 12 Mei 2018, tim RISE melakukan audiensi pertama dengan pemangku kepentingan di bidang pendidikan di Bukittinggi untuk menjajaki kemungkinan kerja sama. Pada audiensi ini, tim RISE bertemu dengan wali kota, sekda, Bapelitbang, kepala dinas pendidikan, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Bukittinggi. Untuk mendapatkan gambaran tentang dampak praktik kebijakan pada sekolah, tim RISE juga melakukan kunjungan ke dua yayasan pendidikan, yaitu Yayasan Pendidikan Islam Al Azhar dan Yayasan Prayoga.
Tim RISE sedang beraudiensi dengan Wali Kota Bukittinggi, H. M. Ramlan Nurmatias, S.H. Selain membahas rencana kerja sama, beliau juga menjelaskan kondisi pendidikan di Bukittinggi, termasuk tanggung jawab pemerintah kota dalam menyediakan akses sekolah bagi kabupaten/kota di sekitarnya. | Foto: Dok. Humas Pemda Kota Bukittinggi
Audiensi tim RISE dengan pemerintah kota Bukittinggi pada Mei 2018 dihadiri Wali Kota H. M. Ramlan Nurmatias, S.H. (ketiga dari kiri), Kepala Dinas Pendidikan Drs. Melfi, M.Si. (kedua dari kanan), dan Kepala Bidang Pembinaan Pendidikan Dasar Almisri (kanan). | Foto: Dok. RISE
Peneliti RISE, Syaikhu Usman (kiri), bertemu dengan tim Bapelitbang Bukittinggi yang merespon rencana kerja sama RISE dengan positif. Bapelitbang berharap hasil riset RISE dapat menjadi bukti bagi perencanaan pengembangan bidang pendidikan di Bukittinggi ke depannya. | Foto: Akhmadi
Tim RISE sedang beraudiensi dengan Sekda H. Yuen Karnova, S.E., M.E. (kiri) dan Kepala Dinas Pendidikan Drs. Melfi, M.Si. (kedua dari kanan). | Foto: Akhmadi
Tim RISE bertemu dengan Sekretaris Dewan DPRD Bukittinggi Drs. Hermansyah, M.Si. dan Ketua Komisi Bidang Pendidikan DPRD Bukittinggi Asril, S.E. Topik diskusi pada kesempatan tersebut antara lain penerapan teknologi dan informasi dalam bidang pendidikan dan pemerataan kualitas pendidikan antarsekolah. | Foto: Akhmadi
Kunjungan tim RISE ke SDS Al Azhar Bukittinggi, salah satu sekolah pelaksana program Kelas Digital. | Foto: Dok. RISE
Tim RISE juga bertemu dengan kepala bidang pendidikan dan kepala Sekolah SMP Xaverius yang berada di bawah naungan Yayasan Prayoga. Keduanya turut menceritakan dampak kebijakan pendidikan, antara lain kebijakan insentif guru honorer dan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK). | Foto: Syaikhu Usman
Kerja sama antara Pemerintah Kota Bukittinggi dengan RISE resmi dimulai pada 10 September 2018. Kerja sama ini disahkan lewat penandantanganan Nota Kesepahaman (MoU) antara H. M. Ramlan Nurmatias, S.H. selaku wali kota Bukittinggi dan Dr. Asep Suryahadi selaku Direktur The SMERU Research Institute.
Penandatangan MoU di Jakarta oleh Direktur SMERU/Komite Pengarah Program RISE di Indonesia Dr. Asep Suryahadi (kedua dari kanan), disaksikan oleh perwakilan tim RISE. | Foto: Tony Liong
Pascapengesahan kerja sama ini, tim RISE kembali ke Bukittinggi dalam rangka melakukan studi diagnostik. Hasil dari studi diagnostik inilah yang sedang diteliti lebih lanjut oleh tim RISE untuk menentukan langkah selanjutnya bagi penelitian RISE di Bukittinggi.