Sarana belajar dan dukungan orang tua yang sangat beragam antarmurid, bahkan dalam kelas yang diajar oleh guru yang sama, menyebabkan praktik belajar dari rumah sangat bervariasi. Kondisi ini menyebabkan ketimpangan pembelajaran antarmurid makin lebar. Murid dengan dukungan terbatas paling merasakan dampak negatif dihentikannya kegiatan belajar di sekolah.
Dalam praktik pengajaran jarak jauh, keragaman antarguru dalam hal kemampuan mengajar dan metode pengajaran dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti akses terhadap internet. Guru-guru di wilayah perkotaan, baik di Pulau Jawa maupun luar Pulau Jawa, cenderung lebih aktif dalam memberikan pengajaran.
Diperlukan upaya yang lebih sistematis untuk meningkatkan kualitas pelaksanaan belajar dari rumah yang diperkirakan akan terus dilaksanakan hingga setidaknya akhir tahun ini. Guru perlu dipersiapkan untuk menyusun pengajaran yang memperhatikan keragaman kemampuan belajar antarmurid dalam kelasnya. Hal ini penting untuk memastikan agar murid berkemampuan rendah tidak makin tertinggal dari teman-temannya.
Catatan isu ini merupakan salah satu publikasi dari rangkaian 9 studi dari SMERU yang menganalisis berbagai kebijakan/program pemerintah, khususnya di bidang perlindungan sosial, pendidikan, kesehatan, dan ketenagakerjaan di tengah pandemi COVID-19. Temuan-temuan dari seluruh rangkaian studi ini diharapkan dapat digunakan sebagai dasar bagi perbaikan kebijakan Pemerintah Pusat, pemerintah daerah, dan berbagai pemangku kepentingan lain terkait pandemi COVID-19. Keseluruhan studi didukung oleh Knowledge Sector Initiative (KSI).