Infografis

Program RISE di Indonesia telah menunjukkan bahwa bukti yang berkualitas tinggi, keterlibatan partisipatoris dengan pembuat kebijakan, dan fokus perhatian pada pemecahan masalah yang riil dapat mendorong terjadinya reformasi. Tantangan selanjutnya adalah menghubungkan skala masalah dengan bagaimana mengimplementasikan metode-metode ini di negara berkembang yang memiliki 3 zona waktu dan 762 bahasa berbeda. Kami sudah berada di jalur yang benar, namun belum tiba di tujuan.  

Sistem pendidikan Indonesia sangat besar, memayungi 3 juta guru dan 69 juta siswa SD dan SMP. Dengan sistem desentralisasi, lebih dari 500 pemerintah kabupaten/kota memiliki otonomi untuk mengatur kebijakan pendidikan mereka secara mandiri. Tanpa pemulihan kebijakan yang khusus, penurunan kemampuan siswa akibat penutupan sekolah yang berkepanjangan dapat memperburuk krisis pembelajaran yang sudah terjadi selama bertahun-tahun. Kami akan terus bekerja sama dengan para pembuat kebijakan dalam mengkaji isu-isu pendidikan, serta para mitra global yang memiliki kekhawatiran serupa. 

Program RISE di Indonesia dan Dinas Pendidikan Kabupaten Kebumen, yang merupakan salah satu daerah yang menjadi Laboratorium Pembelajaran RISE, melaksanakan Program Peningkatan Partisipasi Aktif Orang Tua dalam Pendidikan Anak mulai Februari 2020 hingga April 2021. Program ini bertujuan untuk meneliti cara mengatasi rendahnya partisipasi orang tua dalam pendidikan anak di Kebumen. Studi diagnostik RISE menemukan, orang tua di Kebumen belum mendapatkan informasi yang cukup dari sekolah mengenai perkembangan belajar anak mereka. Selain itu, latar belakang pendidikan orang tua yang rendah serta kurangnya pengetahuan membuat mereka kurang percaya diri untuk lebih terlibat dalam mendidik anak.

Kebijakan penerimaan peserta didik baru (PPDB) berbasis zonasi telah berjalan sejak 2018 di Kota Yogyakarta. Salah satu tujuan kebijakan PPDB zonasi adalah menjamin pemerataan akses layanan pendidikan bagi siswa. Program RISE di Indonesia mempelajari dampak pelaksanaan kebijakan zonasi terhadap pembelajaran siswa SMP di Yogyakarta.

Pada poster terakhir, kami mengajak para orang tua untuk kembali menengok poster-poster sebelumnya dengan bentuk daftar cek, seperti apakah orang tua sudah berdiskusi dengan guru tentang perkembangan belajar anak, dan lain-lain.

Anak akan memperhatikan dan meniru tindakan orang tua. Oleh karena itu, orang tua perlu menjadi teladan yang memberikan contoh baik bagi anak ketika belajar agar anak termotivasi dan menganggap belajar sebagai kebiasaan bersama di dalam keluarga. Simak hal-hal yang dapat orang tua lakukan untuk menjadi teladan yang baik ketika anak belajar dalam poster kesebelas ini!

Pada poster kali ini, kami mengajak para orang tua untuk membantu anak untuk membangun disiplin dalam belajar karena disiplin dalam belajar merupakan salah satu kunci keberhasilan anak. Simak langkah-langkahnya pada poster kesepuluh ini!

Selain aktif berkomunikasi dengan guru, orang tua juga perlu menjalin komunikasi dengan orang tua lain karena mendidik anak akan lebih mudah jika sesama orang tua saling bergotong-royong. Orang tua dapat memanfaatkan kesempatan bertemu tatap muka atau percakapan di WhatsApp (dengan orang lain maupun di grup paguyuban) untuk berkomunikasi.

Poster kedelapan ini khusus membahas tentang cara menjalin komunikasi dengan guru. Para orang tua diajak untuk berkomunikasi dengan guru untuk mengetahui kondisi belajar anak, tidak hanya ketika anak bermasalah. Orang tua dapat menghubungi guru melalui telepon, aplikasi WhatsApp, atau bisa dengan langsung menemui guru di sekolah.

Poster ketujuh ini berisi imbauan kepada para orang tua untuk terus menyemangati dan menghargai usaha anak untuk rajin belajar, serta menghindari hanya mengutamakan nilai pelajaran.