Selamat datang di "Reform Unreformed", kolaborasi antara Podcast Papan Tulis dan Program RISE di Indonesia. Dalam "Reform Unreformed", para peneliti Program RISE akan mendiskusikan hal-hal yang harus direformasi dalam sistem pendidikan di Indonesia demi meningkatkan pembelajaran siswa.
Dalam dua puluh tahun terakhir, Indonesia telah menjalankan reformasi pendidikan yang luas. Namun, penilaian internasional terbaru atas pembelajaran siswa di Indonesia mengindikasikan bahwa reformasi tersebut tidak membuahkan capaian pembelajaran yang baik—kinerja pendidikan Indonesia rendah dan lebih buruk daripada negara-negara tetangganya.
Daniel Suryadarma diundang menjadi pembicara dalam Forum Kajian Pembangunan Roadshow 2020 yang kali ini mengusung tema pendidikan. Acara ini dilaksanakan di tiga fakultas ekonomi dan bisnis di tiga kota di Pulau Kalimantan: Universitas Lambung Mangkurat (Banjarmasin, Kalimantan Selatan), Universitas Palangka Raya (Palangka Raya, Kalimantan Tengah), dan Universitas Mulawarman (Samarinda, Kalimantan Timur).
Peningkatan kualitas pembelajaran memerlukan asesmen hasil pembelajaran. Asesmen tersebut dapat digunakan untuk mengukur hasil pembelajaran, mengevaluasi kebijakan pendidikan dan mengukur dampak dari kebijakan tersebut, serta membandingkan suatu sistem pendidikan dengan sistem pendidikan yang lain. Asesmen terhadap hasil pembelajaran juga berfungsi sebagai alat pengukur kemampuan siswa dan kualitas guru. Selain dilakukan di lembaga formal, asesmen juga dapat dilakukan oleh masyarakat.
The Indonesia Regional Science Association (IRSA) adalah organisasi akademis Indonesia yang secara aktif mempromosikan kemajuan penelitian di seluruh penjuru negeri. Daniel Suryadarma, Wakil Ketua Program RISE di Indonesia, berpartisipasi dalam acara ini dan mempresentasikan temuannya tentang sediaan individu dengan tingkat keterampilan tinggi di Indonesia dan bagaimana cara mereka dapat bersaing secara global.
Profil pembelajaran Indonesia menunjukkan bahwa Indonesia baru akan mencapai kemampuan berhitung dasar setara dengan negara-negara anggota Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) pada 2065; dengan catatan bahwa laju peningkatan negara-negara tersebut dan laju tuntutan industri sama dengan laju peningkatan Indonesia. Hal ini Niken sampaikan pada acara Deklarasi Gerakan Nasional Pemberantasan Buta Matematika (Gernas Tastaka).
Indonesia berhasil meningkatkan akses untuk bersekolah. Tingkat tamat sekolah dasar (SD) sudah universal, dan kesenjangan antara tingkat tamat sekolah menengah pertama (SMP) pada anak-anak dari 20 persen rumah tangga termiskin dan 20 persen rumah tangga terkaya sudah menurun dari 50% menjadi 30% antara 1993 hingga 2009. Kesenjangan pada tingkat tamat sekolah menengah atas (SMA), walau masih besar, juga mulai berkurang.
Indonesia telah mencapai angka partisipasi sekolah universal di tingkat SD dan sekitar 80% di tingkat SMP. Daniel Suryadarma (Wakil Ketua Program RISE di Indonesia) akan mempresentasikan temuan awal penelitian yang menunjukkan bahwa meskipun tingkat partisipasi dan pencapaian sekolah antara 2000—2014 tinggi, peningkatan pembelajaran di Indonesia masih sangat lambat. Daniel akan mempresentasikan topik ini pada Konferensi Internasional Indonesian Regional Science Association (IRSA) 2018 di Surakarta, Jawa Tengah.
Antara 2000 hingga 2015, belanja pendidikan dalam persentase total belanja negara naik hampir dua kali lipat. Hal ini membawa pengaruh positif pada partisipasi sekolah yang terlihat dari meningkatnya angka partisipasi murni (APM). Namun, peningkatan pembelajaran masih berjalan sangat lambat.