Sudah satu tahun lebih sejak kebijakan pembelajaran jarak jauh dan belajar dari rumah diterapkan. Sayangnya, kebijakan yang diterapkan guna menekan laju penyebaran COVID-19 ini masih mengalami berbagai ketimpangan dalam implementasinya. Ketimpangan ini pun hadir dan berdampak pada berbagai sektor, seperti sektor digital dan ekonomi. Fenomena krisis kesetaraan inilah yang berusaha dibahas secara lebih komprehensif dalam visitasi daring yang diselenggarakan oleh Organization of Humanity FISIPOL UGM pada Minggu (18/04). Bekerja sama dengan BRIWork FISIPOL UGM, visitasi bertajuk “Krisis Kesetaraan Pendidikan di Era Pandemi” ini menghadirkan Florischa Ayu Tresnatri (peneliti Program RISE di Indonesia) dan Fajar Cahyono (asisten peneliti CfDS) sebagai narasumber.
Dalam presentasinya Florischa memaparkan temuan dari penelitian yang menyasar guru-guru di berbagai wilayah di Indonesia. Temuan tersebut menunjukkan bahwa ada berbagai faktor dari tiga aktor penting dalam pembelajaran jarak jauh━orang tua, guru, dan sekolah━yang memengaruhi praktik dan implementasi pembelajaran jarak jauh. Tidak sampai di situ, Florischa juga memaparkan mengenai dampak implementasi Program Belajar dari Rumah yang justru memengaruhi ketimpangan dalam kegiatan belajar mengajar, juga mengenai dampak penutupan sekolah bagi para murid.
*Dikutip dari situs web FISIPOL UGM.
Unduh presentasi Florischa: