Tuesday, 7 April 2020

Rasa Ingin Berhenti

Foto ilustrasi: Mukti Mulyana

 

Artikel ini merupakan bagian dari seri "Catatan Perjalanan Guru” dengan tema hal penting yang terjadi dalam perjalanan sebagai guru muda.

 

Gairah dan semangat guru muda terus menggelora dalam mendidik generasi mendatang agar mampu menghadapi tantangan global.

Kalimat di atas menggambarkan betapa mengagumkannya sosok guru muda. Individu-individu berjiwa muda yang terus aktif bergerak dan berkembang. Pada merekalah dunia pendidikan bergantung dan menitipkan harapan besar untuk mencetak generasi maju yang mampu menghadapi tantangan global.

Namun, harapan hanya sebatas harapan ketika pemangku kepentingan belum bisa menyelaraskannya dengan kesejahteraan yang memadai.

Apalagi, dunia global memberikan pandangan tersendiri bagi guru muda. Kemudahan mengakses informasi mendorong guru-guru muda semakin berwawasan terbuka. Tidak hanya itu, guru-guru muda juga dapat melihat peluang-peluang lain yang terkadang menggoyahkan hati. Haruskah bertahan menjadi pendidik, atau berganti profesi lain?

Menjadi guru berstatus honorer memang tidak mudah, apalagi saat dituntut dengan beban kerja dan profesionalisme tinggi, serta berbagai tugas administrasi yang menyita waktu. Kondisi seperti itu yang sering menggoyahkan hati. Menimbulkan rasa ingin berhenti dan berganti profesi lain yang menawarkan kesejahteraan yang lebih baik daripada menjadi guru.

Seperti kisah seorang guru muda yang memutuskan untuk berhenti mengabdi dan menjadi pengemudi ojek online. Semata-mata untuk meningkatkan kesejahteraannya. Karena pada kenyataannya, apa pun akan dilakukan untuk mendapatkan pendapatan yang lebih besar, termasuk menanggalkan ijazah sarjana dan status guru.

Pada akhirnya, menjadi guru adalah soal hati dan pengabdian. Masih banyak guru muda berstatus honorer yang masih terus berjuang dengan segenap hati demi memajukan pendidikan di negara ini.

Mereka bermodalkan semangat yang terus berkobar dan keikhlasan. Mereka terus mengasah keterampilan dan meningkatkan pengetahuan agar dapat mencetak generasi masa depan yang cerdas. Mereka tak kenal lelah mengerjakan tugas-tugas walaupun diberi imbalan yang tak seberapa. Mereka yakin jika menjadi pendidik adalah ladang pahala untuk mengejar rahmat Yang Maha Kuasa.

 

* Catatan ini ditulis oleh UDA, guru SD di Provinsi Jawa Tengah.

** Semua tulisan yang dipublikasikan dalam Catatan Perjalanan Guru merupakan pandangan penulis, telah melalui proses penyuntingan untuk keperluan penulisan populer, dan tidak mewakili pandangan Program RISE di Indonesia ataupun penyandang dana RISE.


Bagikan Postingan Ini